Di Forum ASEAN, Wamenlu Paparkan 5 Jurus RI Kejar Nol Emisi Karbon
Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansyuri menjelaskan lima inisiatif pemerintah untuk mengejar target pengurangan emisi 31,9% pada 2030 dan komitmen net zero emission (NZE) di 2060. Hal tersebut disampaikan Pahala saat menjadi pembicara di ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) di Hotel Mulia Jakarta pada Rabu (9/6).
Lima gagasan tersebut yakni meningkatkan pembangunan infrastruktur, menambah kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan, pengembangan bioenergi hingga penguatan ekosistem kendaraan listrik domestik.
Langkah kelima adalah menggandeng anggota negara ASEAN untuk mewajudkan target tersebut. Kerja sama yang akan dilakukan berupa integrasi jaringan listrik hijau serta aktif berperan dalam penciptaan ekosistem pasokan baterai kendaraan listrik.
Pahala menjelaskan, pemerintah saat ini tengah mengkaji paket kebijakan untuk mempercepat produksi listrik dari energi terbarukan. Dia mengatakan, Indonesia punya potensi produksi setrum dari panas bumi sebesar 22 gigawatt (GW), tenaga air atau hidro 75 GW, tenaga angin 60,6 GW dan tenaga surya dan biomassa masing-masing 6,6 GW.
"Indonesia akan fokus pada lima inisiatif besar dalam membangun infrastruktur hijau untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan," kata Pahala.
Selain dari aspek peningkatan produksi listrik dari energi terbarukan, pemerintah juga telah melaksanakan sejumlah upaya untuk menekan emisi karbon dari pembakaran bahan bakar fosil. Adapun kegiatan yang sudah terlaksana yakni implementasi bahan bakar nabati biodiesel 35 atau B35.
B35 adalah mencampur biodiesel dari fatty acid methyl ester atau FAME minyak kelapa sawit sebesar 35% ke dalam komposisi BBM solar bersubsidi. Implementasi B35 juga dilakukan pada BBM non-subsidi Dexlite. Adapun total alokasi biodiesel untuk program B35 mencapai 13,15 juta kiloliter (KL) pada 2023.
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData